Jakarta - Usai Lebaran, larangan sepeda motor pada jam-jam sibuk di jalan protokol yang memiliki jalur busway, akan diberlakukan. Efektifkah mengurangi kemacetan di Jakarta?
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Condro Kirono, di sela acara Kompetisi Instruktur Safety Riding ke-4, Kamis (5/8), di Jakarta, mengungkapkan cara seperti ini akan efektif mengurangi kemacetan di DKI Jakarta.
"Usai lebaran sepertinya pembatasan sepeda motor pada titik-titik tertentu di Jakarta akan diberlakukan. Teknisnya seperti apa kita belum tahu, yang jelas Pemprov DKI Jakarta sedang melakukan survei saat ini," ujar Condro Kirono.
Ia menambahkan bahwa larangan sepeda motor melewati jalan protokol di Jakarta adalah jalan-jalan yang telah memiliki jalur busway, seperti Jalan Jendral Sudirman-Jalan MH Thamrin, dan Kuningan.
Isu pembatasan sepeda motor ini berhembus akhir Juli lalu. Pemprov DKI Jakarta berencana mengurangi jumlah kendaraan roda dua di kawasan yang telah terlayani dengan baik oleh bus Transjakarta.
Rencananya, di sejumlah ruas jalan yang menjadi jalur bus transjakarta akan dibangun parkiran sepeda motor agar para pengendara beralih menggunakan bus Transjakarta.
"Ada 48 titik u-turn sedang dikaji. Misalnya, jalan di Pancoran-Pasar Minggu dan jalan arah Pancoran- Saharjo," ujar Condro Kirono.
Selain ada masalah di u-turn, Condro juga menyebutkan ada juga permasalahan di pintu tol yang terlampau dekat dengan u-turn. Selama ini u-turn di daerah tersebut diberlakukan sistem buka tutup seperti Semanggi I, Senayan, Pancoran, depan Polda yang pintu keluar dekat dengan Bank Mandiri.
Saat Semanggi terkunci, kemacetan terjadi. "Jadi Semanggi II yang ditambah gerbangnya. Senayan yang dibuat masuk di depan DPR. Tebet II juga menjadi penyebab kemacetan," urainya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Julius Aslan mengungkapkan bahwa pihak Pemprov DKI Jakarta, Ditlantas Polda Metro Jaya, dan Departemen Perhubungan seharusnya juga berkoordinasi dengan agen tunggal pemegang merek (atpm) sepeda motor.
"Kami menyambut baik niat pemerintah untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta. Akan tetapi, solusi terbaiknya harus didiskusikan dengan banyak pihak agar tidak ada pihak yang dirugikan," ujar Julius Aslan.
Ia menambahkan bahwa dampak pembatasan sepeda motor di DKI Jakarta tidak terlalu signifikan mempengaruhi penjualan sepeda motor nasional.
"Pengguna sepeda motor di DKI Jakarta kebanyakan adalah orang-orang yang bertempat tinggal di daerah sekitar Jakarta, seperi Tangerang, Bekasi, dan Depok," ujarnya.
Beban jalan Jakarta kian tahun tak mampu menampung kendaraan yang melintas. Hingga awal Agustus 2010, kendaraan pribadi yang terdiri atas mobil dan motor nyaris 10 juta unit.
Sepeda motor dominan karena populasinya sekitar 7,5 juta unit, mobil pribadi sekitar 2 juta unit, dan sekitar 800 ribuan unit angkutan umum. Di sisi lain, pertambahan panjang jalan sekitar 0,1% per tahun dari luas Jakarta yang 650 km per segi.
Keruwetan lalu lintas jalan diwarnai pula oleh meruyaknya kecelakaan lalu lintas jalan yang tidak kurang dari 16 kasus per hari.
Mudah-mudahan solusi ini menjadi yang terbaik demi kota berusia 457 tahun ini. [ast/mdr]
sumber : inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar